Cute Onion Club - Onion Head

Sudah Shalat kah ANDA ?

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software
Selamat datang di Anggara T Nugraha Blog, semoga bermanfaat, dan maaf bila ada kesalahan maupunn kemiripan.

Kamis, 03 Mei 2012

KARAKTERISTIK MODUL SEL SURYA DENGAN SIMULINK MATLAB


PERCOBAAN 2
KARAKTERISTIK MODUL SEL SURYA
DENGAN SIMULINK MATLAB

2.1  Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat:
1.      Mengetahui sistem kerja sel surya.
2.      Mengetahui karakteristik arus tegangan pada sebuah modul sel surya dengan menggunakan program simulink Matlab.
3.      Mengetahui karakteristik arus tegangan pada sebuah modul sel surya akibat pengaruh radiasi surya dengan menggunakan program simulink Matlab.

2.2  Landasan Teori
Sel-sel surya photovoltaic (PV) adalah dioda semikonduktor yang didesain untuk menyerap cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi listrik. Penyerapan cahaya matahari menghasilkan pembawa-pembawa minoritas bebas, yang menentukan arus sel surya. Pembawa ini terkumpul dan terpisah oleh junction dioda yang menentukan tegangannya.
Operasi dasar sel surya ditunjukkan pada gambar 1. Foton-foton cahaya diserap oleh bahan semikonduktor dan setiap foton yang diserap membangkitkan sepasang elektron-hole. Pembawa-pembawa minoritas yang dibangkitkan berdifusi ke junction dimana mereka terkumpul.Jumlah pembawa yang terkumpul menentukan arusnya. Tegangan ditentukan oleh karakteristik junction-nya.




Gambar 1. Operasi sel surya
Rangkaian ekivalen ditunjukkan pada gambar 2. Kurva karakteristik sel surya photovoltaic dapat ditentukan dengan pertama menghitung pembawa minoritas terkumpul dan kemudian secara terpisah menghitung karakteristik arus-tegangan dioda. Superposisi dapat digunakan untuk mengkombinasikannya.





Gambar 2. Rangkaian ekivalen sel surya

Arus maksimum untuk sel surya tergantung pada lebar pita penyerapan semikonduktor dan spektrum surya. Setiap photon dengan energi lebih besar dari lebar pita dapat diharapkan untuk membangkitkan satu pasang elektron-hole, yang menyebabkan satu pembawa minoritas dapat terkumpul. Koefisien penyerapan bahan semikonduktor menentukan ketebalan yang diperlukan untuk menyerap cahaya surya dengan energi lebih besar dari celah pita. Sebagai contoh ketebalan silicon 0,5 mm akan menyerap 93 % dari cahaya surya dengan sebuah energi diatas lebar pitanya.

1.      Junction p-n
Sel-sel PV telah dibuat dengan bahan silicon (Si), gallium arsenide (GaAs), copper indium diselenide (CIS), cadmium telluride (CdTe), dan beberapa bahan lain. Bagian utama sel PV yaitu junction p-n, atau ekivalen dengan junction Schottky yang diperlukan untuk memungkinkan pengaruh sel surya.Pemahaman junction p-n adalah bagian penting dari pemahaman bagaimana sel PV mengkonversi cahaya matahari menjadi listrik.Gambar 3 menunjukkan sebuah junction p-n silicon.









Junction tersebut terdiri dari sebuah layer Si tipe-n digabungkan dengan layer Si tipe-p, dengan sebuah struktur kristal Si murni membentang junction tersebut. Hubungan diantara kerapatan hole (p), dan kerapatan elektron (n), pada setiap titik yang diberikan bahan adalah :
np = ni2
Dimana ni adalah perkiraan kerapatan elektron atau hole dalam bahan intrinsic (tak murni). Saat kondisi tak murni, n @ Nd dan p @ Na, dimana Nd dan Na adalah kerapatan tak murni donor dan acceptor.
Analisa aliran elektron dan hole melewati junction merupakan pengembangan persamaan dioda:
dimana q adalah muatan elektron, k adalah konstanta Boltzman, T adalah suhu junction dalam K, dan V adalah tegangan luar melewati junction dari sisi-p ke sisi-n.

2.      Junction p-n teriluminasi
Gambar 4 mengilustrasikan efek foton-foton pada area junction. Energi foton tersebut diberikan dengan persamaan:
Dimana l adalah panjang gelombang foton, h adalah konstanta Planck (6,625x10-34J.s) dan c adalah kecepatan cahaya (3x108 m/s).
Energi foton dalam elektron-volt (eV) menjadi 1,24/l, jika l adalah dalam mm (1eV=1,6x10-19J). Jika sebuah foton mempunyai energi yang sama atau melebihi energi lebar pita semikonduktor dari bahan junction p-n, kemudian energi foton mampu menciptakan pasangan elektron-hole (EHP). Untuk Si, lebar pita adalah 1,1eV, jika panjang gelombang foton kurang dari 1,13 mm di dekat daerah infra merah, maka foton akan mempunyai cukup energi untuk membangkitkan EHP.








Gambar 4. Junction p-n diiluminasi menunjukkan geometri yang diinginkan dan kreasi pasangan elektron-hole

Meskipun foton-foton dengan energi lebih tinggi dari energi lebar pita dapat diserap, satu foton dapat mengkreasikan hanya satu EHP. Energi lebih dari foton dibuang sebagai panas. Bila foton memasuki sebuah bahan, intensitas beam (daya dalam medan gelombang) tergantung pada konstanta penyerapan panjang gelombang-bebas, a.
Jumlah arus foton-terinduksi mengalir melewati junction dan rangkaian luar secara langsung sebanding dengan intensitas sumber foton. Catatan bahwa EHP digerakkan melewati junction dengan adanya medan E (E-field), jadi hole bergerak ke sisi-p dan melanjutkan untuk berdifusi ke arah kontak luar sisi-p. Dengan cara yang sama, elektron-elektron bergerak ke sisi-n dan melanjutkan untuk berdifusi ke kontak luar sisi-n.
Pada titik ini, sebuah pengamatan penting dilakukan.Tegangan luar melewati dioda yang menyebabkan aliran arus saat tidak ada foton-foton, adalah positif dari p ke n. Arus dan tegangan dioda didefinisikan dalam arah ini, dan dioda didefinisikan berdasarkan konvensi tanda pasif. Dengan kata lain, ketika tidak ada foton-foton menimpa junction, dioda menghilangkan daya. Tetapi saat terdapat foton-foton, aliran arus terinduksi foton melawan arah pasif tersebut.Oleh karena itu, arus meninggalkan terminal positif, yang berarti bahwa alat tersebut membangkitkan daya.Ini adalah efek dari PV. Saat arus PV digabungkan dengan persamaan dioda, menghasilkan persamaan:
Gambar 5 menunjukkan kurva I-V untuk sel PV ideal dan tipikal, mengasumsikan sel tersebut mempunyai luas perkiraan 195 cm2. Sifat lain kurva I-V gambar 5, adalah adanya titik tunggal pada setiap kurva pada daya yang dikirim oleh sel adalah maksimum. Titik ini disebut titik daya maksimum  (maksimum power point) dari sel, dan gambar 6 adalah saat daya sell diplot terhadap tegangan sel.
Gambar 5. Karakteristik I-V dari sel-sel PV ideal dengan level iluminasi yang berbeda




Gambar 6. Karakteristik P-V dari sel-sel PV dengan empat level iluminasi

2.3  Daftar Peralatan
No
Peralatan
Jumlah (buah)
1
Personal Computer
1
2
Program Matlab 2010
1

2.4  Gambar Rangkaian







Gambar 6. Rangkaian percobaan karakteristik arus-tegangan dan daya-tegangan dengan modul Photovoltaic masukan tegangan





Gambar 7. Rangkaian percobaan karakteristik arus-tegangan dan daya tegangan dengan
modul Photovoltaic masukkan tegangan

Input:
-       Tegangan Photovoltaic, VPV (V)
-       Insolation (W/m2)
Output:
-       Arus Photovoltaic, IPV (A)
-       Daya output Photovoltaic, PPV (W)

Model ini tepat untuk keadaan saat modul-modul terhubung paralel dengan tegangan yang sama.

2.5  Prosedur Kerja
1.      Buka program Matlab 2010.
2.      Buka file ModulPV.mdl pada menu Current Folder, kemudian muncul tampilan simulink untuk modul Photovoltaic seperti gambar 6 berikut.











Gambar 6. PV 1 model simulink untuk input tegangan dan PV 2 model simulik untuk input arus

3.      Klik pada program Matlab 2010, menu Simulink Library Browser.
4.      Pada Simulink Library Browser klik menu New Model, kemudian muncul tampilan program simulink dengan nama file untitled.mdl. Simpan dengan menu save as dan beri nama Percobaan2, selanjutnya buatlah program simulink pada gambar 6 pada file ini.
5.      Tarik PV1 ke dalam program simulink pada file Percobaan 2.
7.      Masukkan data berikut untuk input radiasi sel surya (illumination).
8.      Tarik Repeating Sequence pada menu sources.

9.      Masukkan parameter data berikut:




10.  Tarik X-Y Graph pada menu sink.
12.  Untuk Karakteristik P-V masukkan parameter data x-min=0, x-max=25, y-min=0, y-max=100, sample time=-1.
13.  Hubungkan terminal-terminal pada setiap blok simulink seperti gambar 6.
14.  Klik menu Simulation kemudian klik Configurations Parameter, masukkan parameter data.


15.  Klik start simulation, dapatkan hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V.






2.6  Data Percobaan
a.      Parameter data Vpv pada percobaan 1, 2, 3, dan 4
No.
Vpv
a
b
c
1
Output values
-0.5
25
-0.5
2
Times values
0
1
2

b.     Data untuk input radiasi sel surya (illumination) pada percobaan 1
No.
Radiasi Sel Surya
a
b
c
d
e
1
Vector of output values
200
400
600
800
1000
2
Sample time
1

No.
Radiasi Sel Surya
a
b
c
d
e
1
Vector of output values
200
345
456
689
987
2
Sample time
1
c.  Data untuk input radiasi sel surya (illumination) pada percobaan 1




d.   Data untuk input radiasi sel surya (illumination) pada percobaan 3
No.
Radiasi Sel Surya
a
b
c
d
e
1
Vector of output values
200
400
600
800
1000
2
Sample time
1




e.       Data untuk input radiasi sel surya (illumination) pada percobaan 4
No.
Radiasi Sel Surya
a
b
c
d
e
1
Vector of output values
297
453
567
789
987
2
Sample time
1




f.     Parameter data untuk karakteristik I-V pada percobaan 1 dan 2
No.
XY Graph
x-min
x-max
y-min
y-max
1
Parameter data
0
25
0
6
2
Sample time
-1

g.     Parameter data untuk karakteristik I-V pada percobaan 3 dan 4
No.
XYGraph
x-min
x-max
y-min
y-max
1
Parameter data
0
6
0
25
2
Sample time
-1

h.    Parameter data untuk karakteristik P-V pada percobaan 1 dan 2
No.
XY Graph
x-min
x-max
y-min
y-max
1
Parameter data
0
25
0
100
2
Sample time
-1

i.      Parameter data untuk karakteristik V-P pada percobaan 3 dan 4
No.
XY Graph
x-min
x-max
y-min
y-max
1
Parameter data
0
6
0
100
2
Sample time
-1




      j. Parameter data untuk solver option
No.
Solver Option
Configuration Parameter
1
Type
Variable-step
2
Max step size
0.02
3
Solver
Discrete (no continous states)




2.7  Analisa Data
1.7.1     Grafik
Grafik PV  power percobaan 1

Grafik I – V karakteristik percobaan 1


Grafik P-V power percobaan 2
Grafik I – V karakteristik percobaan 2


Grafik P – I  power percobaan 1







Grafik  V – I karakteristik percobaan 1

Grafik pada P-I power percobaan 2



Grafik pada V – I karakteristik percobaan 2





1.7.2     Pembahasan

Dicky Dharmawan
111910201105
Pada praktikum ini kami mengetahui pengertian sel-sel surya. Sel-sel surya photovoltaic (PV) adalah semikonduktor yang di desain untuk menyerap cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi listrik. Proses penyerapan cahaya matahari menghasilkan pembawa-pembawa minoritas bebas, yang menentukan arus sel surya. Pembawa ini terkumpul dan terpisah oleh junction dioda, yang menentukan tegangannya. Junction terdiri dari 2 jenis yaitu p-junction dan n-junction. Foton-foton cahaya diserap oleh bahan semikonduktor dan setiap foton yang diserap membangkitkan sepasang electron-hole. Pembawa-pembawa minoritas yang di bangkitkan berdifusi ke junction dimana mereka di tentukan oleh karakteristik junction-nya.
Pada proses konversi energi radiasi cahaya matahari menjadi energi listrik terjadi melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama yaitu electron yang berada pada lapisan atas panel atau pada lapisan silicon tipe p diberikan energi oleh energi foton yag dipancarkan oleh matahari sebagai akibatnya electron yang tadinya diam menjadi bergerak karena mendapatkan energi dari cahaya matahari. Kemudian electron bergerak melewati junction menuju lapisan silicon tipe n dari silicon tipe n elektron bergerak menuju bahan penghantar melewati penghantar,dari penghantar melewati beban dan kembali lagi ke silicon tipe p kemudian ke junction dan mengalir ke silicon tipe p. Siklus ini akan terus berlangsung selama panel mendapatkan cahaya matahari.
Grafik yang ditunjukkan pada percobaan pertama kali ini menunjukkan perbandingan antara tegangan dengan arus, dimana arus berbanding terbalik dengan tegangan. Pada percobaan pertama ini kita menggunakan modul PV1 dengan besarnya illumination sebesar 200 lux, 400 lux, 600 lux 800 lux 1000 lux dengan sampel time 1 dan pada repaiting sequence di masukkan parameters dengan times values 0 1 2 dan output values-nya -0.5 25 -0.5. kemudian pada x-y graph kita masukkan karakteristik I-V dengan data x-min=0, x-max=25, y-min=0, y-max=6, sample time=-1. Untuk karakteristik PV masukkan parameter data x-min=0, x-max=25, y-min=0, y-max=100, sample time=-1. Kemudian klik menu simulation dan klik configurations parameter, masukkan parameter data, dan terakhir klik start simulation, di dapatkan hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V.







Gambar rangkaian percobaan 1

Grafik. 1 P-V power

Grafik.2 I-V characteristic
Dari grafik I-V di atas dapat diketahui bahwa arus berbanding terbalik dengan tegangan, semakin besar arus yang mengalir menyebabkan nilai tegangan semakin rendah. Sebaliknya jika nilai tegangannya besar maka nilai arus yang mengalir akan menjadi rendah.
Selanjutnya pada grafik P-V menunjukkan bahwa tegangan berbanding lurus dengan daya yang dihasilkan artinya semakin besar daya yang dihasilkan maka tegangannya juga semakin besar, terbukti dengan grafik yang mengalami kenaikan.
Kemudian pada percobaan kedua kita mengganti besarnya illumination sebesar 200 lux,345 lux,456 lux,689 lux,987 lux, untuk pengaturan data masih menggunakan peraturan yang sama. Lalu kemudian klik menu simulation dan klik configurations parameter, masukkan parameter data, dan terakhir klik start simulation, di dapatkan hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V.
Grafik.3 P-V power

Grafik 4 I-V characteristic








Gambar Rangkaian Percobaan kedua








Grafik yang ditunjukkan pada percobaan kedua kali ini menunjukkan perbandingan antara tegangan dengan arus, dimana arus berbanding terbalik dengan tegangan. Pada percobaan pertama ini kita menggunakan modul PV2 dengan besarnya illumination sebesar 200 lux,400 lux,600 lux, 800 lux, 1000 lux sesuai ukuran default yang terdapat pada modul dengan sample time 1 dan pada repaiting sequence di masukkan parameters dengan times values 0 1 2 dan output values-nya -0.5 25 -0.5. kemudian pada x-y graph kita masukkan karakteristik I-V dengan data x-min=0, x-max=25, y-min=0, y-max=6, sample time=-1. Untuk karakteristik PV masukkan parameter data x-min=0, x-max=25, y-min=0, y-max=100, sample time=-1. Untuk I-V characteristic diganti dengan I-V power, begitu pula sebaliknya, P-V power diganti dengan P-V characteristic. Lalu kemudian klik menu simulation dan klik configurations parameter, masukkan parameter data, dan terakhir klik start simulation, di dapatkan hasil simulasi kurva karakteristik I-V dan P-V.






Grafik.1  P-I Power









Grafik.2 V-I karakteristik 2
Dari grafik I-V di atas dapat diketahui bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan, semakin besar arus yang mengalir menyebabkan nilai tegangan semakin besar.
Selanjutnya pada grafik P-V menunjukkan bahwa tegangan berbanding lurus dengan daya yang dihasilkan artinya semakin besar daya yang dihasilkan maka tegangannya juga semakin besar, terbukti dengan grafik yang mengalami kenaikan. Grafik I-V dan P-V untuk modul yang ke dua ini memiliki bentuk yang sama dengan grafik P-V modul yang pertama, hal ini dikarenakan kita melakukan pertukaran tempat antara letak I-V characteristic dengan I-V power.
Kemudian pada percobaan kedua kita mengganti besarnya illumination sebesar 297 lux, 453 lux, 567 lux, 789 lux, 987 lux, untuk pengaturan data masih menggunakan peraturan yang sama. Lalu kemudian klik menu simulation dan klik configurations parameter, masukkan parameter data, dan terakhir klik start simulation, didapatkan grafik seperti berikut ini.
















Grafik.3  P-I Power










  Grafik.4 V-I karakteristik
Dari grafik V-I di atas dapat diketahui bahwa arus berbanding terbalik dengan tegangan, semakin besar arus yang mengalir menyebabkan nilai tegangan semakin kacil.. Grafik V-I untuk modul yang ke dua ini memiliki bentuk yang sama dengan grafik P-V modul yang pertama, hal ini dikarenakan kita melakukan pertukaran tempat antara letak I-V characteristic dengan I-V power.
Kemudian pada grafik P-V menunjukkan bahwa tegangan berbanding lurus dengan daya yang dihasilkan artinya semakin besar daya yang dihasilkan maka tegangannya juga semakin besar, terbukti dengan grafik yang mengalami kenaikan
Pada saat kondisi open circuit arus yang terdapat pada modul surya adalah nol dan tegangannya akan semakin besar.Dan pada saat short circuit tegangan dari modul surya akan semakin mengecil,maka arus semakin besar.
Pengertian titik daya maksimum adalah titik daya yang memiliki I maksimum dan V maksimum dari proses kerja solar cell yang telah kita amati pada percobaan yang lalu. Pengaruh radiasi sel surya terhadap arus, tegangan, dan daya adalah berbanding lurus.semakin banyak sel surya menerima radiasi sinar matahari maka arus yang semakin didapat semakin besar, tegangan semakin besar dan daya yang didapat juga semakin besar.
Grafik pada percobaan 3 dan 4 terdapat dua garis karena pada saat PV modul surya yang merupakan output, intinya terjadi perbedaan tegangan dengan Vpv yang di klik muncul hanya 5,2V dan PV2 modul sendiri setelah di klik mempunyai nilai sekitar 25 V terjadi perbedaan yang sangat tinggi dalam hasil keluarannya yang berupa grafik dalam percobaan 3 dan 4 mempunyai 2 garis dan terjadi error.













2.8    Kesimpulan
1.    Semakin besar intensitas cahaya, maka tegangan, arus, dan daya akan semakin besar pula.
2.    Nilai tegangan yang terbesar yaitu pada saat nilai arus mendekati nol  
(V open circuit).
3.    Nilai arus yang terbesar yaitu pada saat nilai tegangan mendekati nol
(I short circuit).
4.    Apabila besar intensitas cahaya diubah nilainya, maka jarak antar grafik akan berbeda.
5.    Titik daya maksimum terjadi apabila suatu nilai V dan I ditemukan dengan menarik garis siku-siku pada nilai V dan I
6.    Daya, tegangan, dsn arus berbanding lurus.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More