1.1
Tujuan
1. Mengetahui
sistem kerja sel surya
2. Mengetahui
karakteristik arus tegangan pada sebuah modul sel surya
3. Mengetahui
karakteristik arus tegangan akibat pengaruh radiasi surya
1.2
Landasan
Teori
1.3
Daftar
Peralatan
No
|
Peralatan
|
Jumlah
(buah)
|
1
|
Modul surya
|
1
|
2
|
Resistor
|
20
|
3
|
Amperemeter
|
1
|
4
|
Luxmeter
|
1
|
5
|
Termometer
|
1
|
1.4
Gambar Rangkaian
Rangkaian
Panel Surya dengan Beban Resistor
Rangkaian
Panel Surya Open dan Short
1.5
Prosedur
Kerja
1. Ambillah
gambar panel surya yang dilakukan dalam percobaan ini dengan kamera.
2. Buatlah
rangkaian.
3. Catat
jam berapa percobaan dilakukan.
4. Ukur
suhu pada modul surya saat melakukan percobaan.
5. Ukur
kerapatan flux cahaya (illuminance, symbol : lx) saat melakukan percobaan
dengan luxmeter (satuan : lumen/m2 )
6. Ukur
tegangan dan arus terminal.
7. Masukkan
data dan hasil pengukuran pada tabel 1 dan tabel 2 dengan variasi beban R1.
8. Gabungkan
data dengan kelompok lain untuk mendapatkan data yang bervariasi terhadap
radiasi cahaya dan suhunya.
9. Pada
laporan berikut hasil analisa karakteristik I-V (arus-tegangan) dan P-V
(daya-tegangan), masukkan juga foto panel surya yang diambil datanya.
1.6
Data
Percobaan
Data Hasil Pengukuran Pada Modul Surya
Jam Pengukuran
|
:
|
08.06
|
Suhu Modul Sel Surya
(oC)
|
:
|
32
|
Tegangan pada
Terminal Modul Surya (V)
|
:
|
18,71
|
Data Hasil Pengukuran dengan Variasi
Beban RL
NO
|
Beban (Ω)
|
Intensitas Cahaya (lx)
|
Tegangan Terminal Beban (V)
|
Arus Terminal Beban
(A)
|
Daya (P)
|
1
|
Open
|
588 x 100
|
18,71
|
0
|
0
|
2
|
// 390 x 3
|
588 x 100
|
18,66
|
0,1434
|
2,675844
|
3
|
// 390 x 6
|
588 x 100
|
18,25
|
0,2694
|
4,91655
|
4
|
// 390 x 9
|
588 x 100
|
18,05
|
0,39
|
7,0395
|
5
|
// 390 x 12
|
588 x 100
|
17,76
|
0,533
|
9,46608
|
6
|
// 390 x 15
|
588 x 100
|
17,51
|
0,656
|
11,48656
|
7
|
// 390 x 18
|
588 x 100
|
17,32
|
0,773
|
13,38836
|
8
|
// 390 x 21
|
588 x 100
|
17,12
|
0,886
|
15,16832
|
9
|
Short
|
588 x 100
|
0,468
|
0,003259
|
0,001525
|
Data Perhitungan
Error Persen
NO
|
Beban (Ω)
|
P (Watt)
|
E %
|
1
|
Open
|
0,000
|
0,000
|
2
|
// 390 x 3
|
2,673
|
-0,001
|
3
|
// 390 x 6
|
4,717
|
-0,040
|
4
|
// 390 x 9
|
6,586
|
-0,064
|
5
|
// 390 x 12
|
9,233
|
-0,025
|
6
|
// 390 x 15
|
11,189
|
-0,026
|
7
|
// 390 x 18
|
12,907
|
-0,036
|
8
|
// 390 x 21
|
14,522
|
-0,043
|
9
|
Short
|
0,000
|
-1,000
|
Data Hasil
Pengukuran Pada Modul Surya
Data Hasil
Pengukuran dengan Variasi Beban RL
Data Perhitungan Error
Persen
1.7
Analisa
Data
1.7.1
Grafik
1.7.2
Pembahasan
Pada praktikum ini membahas tentang
karakteristik pembangkit listrik sel surya. Sebelumnya perlu diketahui sel
surya atau sel photovoltaic adalah suatu alat semikonduktor yang mengkonversi
foton (cahaya) ke dalam listrik. Konversi ini disebut efek photovoltaic, dengan
kata lain efek photovoltaics adalah energi potensial listrik yang terbangun
antara dua material yang berbeda ketika hubungan bahan yang sejenis (common junction) diterangi oleh radiasi
foton. Fisik dari sel surya sangat mirip dengan bentuk klasik dioda p-n. Ketika
cahaya diserap oleh junction, energi foton yang yang diserap di transfer
ke sistem elektron dari materi dioda, menghasilkan penciptaan dari pembawa
muatan yang dipisahkan di junction. Pembawa muatan mungkin saja sepasang
elektron-ion dalam cairan elektrolit, atau sepasang elektron-hole didalam
materi semikonduktor solid.
Langkah pertama yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah melakukan pengukuran suhu, intensitas cahaya, dan tegangan
pada terminal modul surya. Alat – alat yang digunakan adalah modul surya,
resistor, amperemeter, luxmeter dan termometer. Langkah kedua yaitu melakukan
pengukuran nilai tegangan dan arus dengan variasi beban.
Dari
praktikum didapatkan hasil praktikum sebagai berikut. Pada pukul 08.06 WIB
diukur suhunya menggunakan termometer yaitu 32oC, tegangan pada
terminal modul surya adalah 18,71 V, dan intensitas cahayanya adalah 588 x 100
lumen/m2. Nilai tegangan dan arus dengan variasi beban yaitu sebagai
berikut. Ketika Open nilai tegangannya sebesar 18,71 V, arusnya sebesar 0, daya
praktikum sebesar 0, daya teori sebesar 0 dan error persen adalah 0. Ketika
diberi beban //390x3 nilai tegangannya sebesar 18,66 V, arusnya sebesar 0,1434
A, daya praktikum sebesar 2,676 W,
daya teori sebesar 2,673 W dan error persennya adalah -0,096
%. Ketika diberi beban //390x6 nilai tegangannya sebesar 18,25 V, arusnya
sebesar 0,2694 A, daya praktikum sebesar 4,917 W, daya teori sebesar 4,717 W dan error persennya adalah -4,049 %. Ketika diberi beban //390x9
nilai tegangannya sebesar 18,05 V, arusnya sebesar 0,39 A, daya
praktikum sebesar 7,040 W,
daya teori sebesar 6,586 W dan error persennya adalah -6,443
%. Ketika diberi beban //390x12 nilai tegangannya sebesar 17,76 V, arusnya
sebesar 0,533 A, daya praktikum sebesar 9,466 W, daya teori sebesar 9,233 W dan error persennya adalah -2,463 %. Ketika diberi beban //390x15
nilai tegangannya sebesar 17,51 V, arusnya sebesar 0,656 A, daya
praktikum sebesar 11,487 W,
daya teori sebesar 11,189 W dan error persennya adalah -2,593
%. Ketika diberi beban //390x18 nilai tegangannya sebesar 17,32 V, arusnya
sebesar 0,773 A, daya praktikum sebesar 13,388 W, daya teori sebesar 12,907 W dan error persennya adalah -3,598 %. Ketika diberi beban //390x21
nilai tegangannya sebesar 17,12 V, arusnya sebesar 0,886 A, daya
praktikum sebesar 15,168 W,
daya teori sebesar 14,522 W dan error persennya adalah -4,258
%. Ketika short nilai tegangannya sebesar 0,468 V, arusnya sebesar 3,259 A, daya
praktikum sebesar 1,525 W,
daya teori sebesar 0 dan error persennya adalah -100 %.
Pada
pukul 14.48 WIB diukur suhunya menggunakan termometer yaitu 27oC,
tegangan pada terminal modul surya adalah 18,10 V, dan intensitas cahayanya
adalah 203 x 100 lumen/m2. Nilai
tegangan dan arus dengan variasi beban yaitu sebagai berikut. Ketika Open nilai
tegangannya sebesar 17,95 V,
arusnya sebesar 0, daya praktikum
sebesar 0, daya teori
sebesar 0 dan error
persen adalah 0. Ketika diberi beban
//390x3 nilai tegangannya sebesar 17,11 V,
arusnya sebesar 0,2205 A,
daya praktikum sebesar 3,773 W,
daya teori sebesar 6,321 W dan error persennya adalah 67,534 %. Ketika diberi beban //390x6 nilai
tegangannya sebesar 15,6 V, arusnya sebesar 0,259 A, daya
praktikum sebesar 4,040 W,
daya teori sebesar 4,360 W dan error persennya adalah - 7,917 %. Ketika diberi beban //390x9 nilai tegangannya sebesar 12,88 V,
arusnya sebesar 0,2601 A, daya praktikum sebesar 3,350 W, daya teori sebesar 2,929 W dan error persennya adalah -12,560 %. Ketika diberi beban //390x12 nilai tegangannya sebesar 10,25 V,
arusnya sebesar 0,2803 A, daya praktikum sebesar 2,873 W, daya teori sebesar 2,553 W dan error persennya adalah -11,124 %. Ketika diberi beban //390x15 nilai tegangannya sebesar 8,3 V,
arusnya sebesar 0,2875 A, daya praktikum sebesar 2,386 W, daya teori sebesar 2,149 W dan error persennya adalah -9,940 %. Ketika diberi beban //390x18
nilai tegangannya sebesar 6,14 V, arusnya sebesar 0,2935 A, daya
praktikum sebesar 1,802 W,
daya teori sebesar 1,861 W dan error persennya adalah 3,251 %. Ketika diberi beban //390x21 nilai
tegangannya sebesar 5,38 V, arusnya sebesar 0,2964 A, daya
praktikum sebesar 1,595 W,
daya teori sebesar 1,625 W dan error persennya adalah 1,922%.
Ketika short nilai tegangannya sebesar 0,775 V, arusnya sebesar 0,3258 A, daya
praktikum sebesar 0,252 W,
daya teori sebesar 0 dan error persennya adalah -100 %.
Dari kedua data di atas yang dilakukan pengukuran pada pagi dan sore hari
dapat dibandingkan. Pada pagi hari di ukur pada suhu 32oC
di dapatkan intensitas cahaya sebesar 588 x 100 lumen/m2 dan pada
sore hari yang diukur pada suhu 27oC mempunyai intensitas cahaya
sebesar 203 x 100 lumen/m2. Jadi semakin tinggi suhu, maka
intensitas cahaya juga semakin besar. Begitu juga sebaliknya semakin kecil
suhunya maka intensitas cahaya juga semakin kecil. Dari perbandingan kedua data
juga dapat dilihat bahwa pada saat open arusnya bernilai nol, jadi tidak ada
arus yang mengalir pada rangkaian karena rangkaiannya dibuka. Tetapi ketika
open tegangan masih ada, ketika suhu 32oC tegangan terminal beban
sebesar 18,71 V dan ketika suhu 27oC tegangan terminal beban sebesar
17,95 V. Ketika dilakukan pengukuran tegangan dan arus dengan variasi beban
didapatkan hasil sebagai berikut. Pada data pertama ketika diberi beban //390x3
V tegangannya sebesar 18,66, ketika diberi beban //390x6 V tegangannya sebesar
18,25 V. Pada data kedua ketika diberi beban //390x3 V tegangannya sebesar
17,11 V, ketika diberi beban //390x3 V tegangannya sebesar 15,6 V. Jadi semakin
banyak beban yang diberikan (secara paralel) maka tegangannya akan semakin
kecil / semakin menurun secara bertahap. Berbeda dengan besar arus yang diukur
ketika diberi variasi beban pada data pertama ketika diberi beban //390x3 V
arusnya sebesar 0,1434 A, ketika diberi beban //390x6 V arusnya sebesar 0,2694
A. Pada data kedua ketika diberi beban //390x3 V arusnya sebesar 0,2205 A, ketika
diberi beban //390x6 V arusnya sebesar 0,259 A. Jadi diberi beban semakin
banyak (secara paralel) maka nilai arus semakin kecil. Lalu ketika di short
pada data pertama nilai tegangannya sebesar 0,468 V dan arus yang mengalir
adalah 3,259 A. Ketika di short tegangan bernilai lebih kecil dari lainnya
karena antara terminal positif dan terminal negatif bertemu jadi tegangannya
mendekati 0, tetapi nilai arus lebih tinggi daripada ketika diberi beban karena terminal positif dan
negatif bergabung.
1.8 Kesimpulan
1.
Besarnya kecilnya suhu
mempengaruhi intensitas cahaya.
2.
Ketika dalam keadaan
open tegangan terminal beban bernilai besar dan arus bernilai nol karena tidak
ada yang melewati.
3.
Besar tegangan terminal
beban ketika diberi variasi beban secara paralel yang semakin besar maka nilai
tegangannya akan semakin kecil.
4.
Besar arus terminal
beban ketika diberi variasi beban secara paralel yang semakin besar maka nilai
arusnya akan semakin besar pula.
5.
Ketika di short nilai
tegangan semakin kecil dibandingkan ketika diberi beban karena antara terminal
positif dan negatif bertemu, nilainya mendekati nol.
6.
Ketika di short nilai
arus yang mengalir lebih tinggi dibandingkan ketika diberi beban.
Perhitungan
Perhitungan Error Persen
E % =
Data Pertama
1.
E % =
2.
E % =-0,096 %
3.
E % =-4,049%
4.
E % =%
5.
E % =%
6.
E % =%
7.
E % =%
8.
E % =%
9.
E % =%
Data Kedua
1.
E % =
2.
E % =67,534 %
3.
E % =7,917%
4.
E % =%
5.
E % =%
6.
E % =%
7.
E % =%
8.
E % =%
9.
E % =%
1.7.2 Pembahasan
Pada praktikum ini membahas tentang
karakteristik pembangkit listrik sel surya. Sebelumnya perlu diketahui sel
surya atau sel photovoltaic adalah suatu alat semikonduktor yang mengkonversi
foton (cahaya) ke dalam listrik. Konversi ini disebut efek photovoltaic, dengan
kata lain efek photovoltaics adalah energi potensial listrik yang terbangun
antara dua material yang berbeda ketika hubungan bahan yang sejenis (common junction) diterangi oleh radiasi
foton. Fisik dari sel surya sangat mirip dengan bentuk klasik dioda p-n. Ketika
cahaya diserap oleh junction, energi foton yang yang diserap di transfer
ke sistem elektron dari materi dioda, menghasilkan penciptaan dari pembawa
muatan yang dipisahkan di junction. Pembawa muatan mungkin saja sepasang
elektron-ion dalam cairan elektrolit, atau sepasang elektron-hole didalam
materi semikonduktor solid.
Pada siang hari panel surya menerima
cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi energi listrik oleh sel-sel
kristal melalui proses photovoltaic. Listrik yang dihasilkan oleh panel
surya dapat langsung disalurkan ke beban ataupun disimpan dalam
baterai sebelum disalurkan ke beban (lampu, radio, TV, dll) pada siang
hari, sedangkan pada malam hari dimana panel surya tidak menghasilkan listrik,
beban mengambil listrik dari baterai. Listrik yang sudah terkumpul (tersimpan)
dalam baterai akan dapat digunakan untuk menyalakan peralatan listrik
terutama lampu penerangan dan lain-lain.
Untuk instalasi listrik
tenaga surya sebagai pembangkit
listrik, diperlukan komponen
diantaranya: Panel surya mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel
silikon (disebut juga solar cells) yang disinari matahari yang
menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan
kurang lebih tegangan 0,5 volt. Jadi sebuah panel
surya 12 volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 volt
tegangan maksimun), Solar Charge Controller digunakan untuk
mengatur pengisian arus ke baterai dan mengatur arus yang diambil dari baterai
ke beban agar tidakoverloading, sedangkan, Inverter adalah
perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC-Direct Current)
menjadi tegangan bolak balik (AC-Alternating Current), dan Baterai
adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC) dari tenaga surya sebelum
dimanfaatkan untuk beban. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan
pada saat ada sinar matahari.
Operasional pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar
matahari, dengan demikian perencanaan yang baik sangat diperlukan. Dalam
perencanaan adapun hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya: Jumlah daya
yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (watt), Berapa besar arus yang
dihasilkan panel surya (dalam Ampere per jam), dalam hal ini memperhitungkan
berapa jumlah panel surya yang harus dipasang, dan Berapa unit baterai yang
diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa
sinar matahari (Ampere per jam).
Langkah pertama yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah melakukan pengukuran suhu, intensitas cahaya, dan tegangan
pada terminal modul surya. Alat – alat yang digunakan adalah modul surya,
resistor, amperemeter, luxmeter dan termometer. Langkah kedua yaitu melakukan
pengukuran nilai tegangan dan arus dengan variasi beban yang telah ditentukan.
Dari
praktikum didapatkan hasil praktikum sebagai berikut. Pada pukul 08.06 WIB
diukur suhunya menggunakan termometer yaitu 32oC, tegangan pada
terminal modul surya adalah 18,71 V, dan intensitas cahayanya adalah 588 x 100
lumen/m2. Nilai tegangan dan arus dengan variasi beban yaitu sebagai
berikut. Ketika Open nilai tegangannya sebesar 18,71 V, arusnya sebesar 0, daya
praktikum sebesar 0, daya teori sebesar 0 dan error persen adalah 0. Ketika
diberi beban //390x3 nilai tegangannya sebesar 18,66 V, arusnya sebesar 0,1434
A, daya praktikum sebesar 2,676 W,
daya teori sebesar 2,673 W dan error persennya adalah -0,096
%. Ketika diberi beban //390x6 nilai tegangannya sebesar 18,25 V, arusnya
sebesar 0,2694 A, daya praktikum sebesar 4,917 W, daya teori sebesar 4,717 W dan error persennya adalah -4,049 %. Ketika diberi beban //390x9
nilai tegangannya sebesar 18,05 V, arusnya sebesar 0,39 A, daya
praktikum sebesar 7,040 W,
daya teori sebesar 6,586 W dan error persennya adalah -6,443
%. Ketika diberi beban //390x12 nilai tegangannya sebesar 17,76 V, arusnya
sebesar 0,533 A, daya praktikum sebesar 9,466 W, daya teori sebesar 9,233 W dan error persennya adalah -2,463 %. Ketika diberi beban //390x15
nilai tegangannya sebesar 17,51 V, arusnya sebesar 0,656 A, daya
praktikum sebesar 11,487 W,
daya teori sebesar 11,189 W dan error persennya adalah -2,593
%. Ketika diberi beban //390x18 nilai tegangannya sebesar 17,32 V, arusnya
sebesar 0,773 A, daya praktikum sebesar 13,388 W, daya teori sebesar 12,907 W dan error persennya adalah -3,598 %. Ketika diberi beban //390x21
nilai tegangannya sebesar 17,12 V, arusnya sebesar 0,886 A, daya
praktikum sebesar 15,168 W,
daya teori sebesar 14,522 W dan error persennya adalah -4,258
%. Ketika short nilai tegangannya sebesar 0,468 V, arusnya sebesar 3,259 A, daya
praktikum sebesar 1,525 W,
daya teori sebesar 0 dan error persennya adalah -100 %.
Pada
pukul 14.48 WIB diukur suhunya menggunakan termometer yaitu 27oC,
tegangan pada terminal modul surya adalah 18,10 V, dan intensitas cahayanya
adalah 203 x 100 lumen/m2. Nilai
tegangan dan arus dengan variasi beban yaitu sebagai berikut. Ketika Open nilai
tegangannya sebesar 17,95 V,
arusnya sebesar 0, daya praktikum
sebesar 0, daya teori
sebesar 0 dan error
persen adalah 0. Ketika diberi beban
//390x3 nilai tegangannya sebesar 17,11 V,
arusnya sebesar 0,2205 A,
daya praktikum sebesar 3,773 W,
daya teori sebesar 6,321 W dan error persennya adalah 67,534
%. Ketika diberi beban //390x6 nilai
tegangannya sebesar 15,6 V, arusnya sebesar 0,259 A, daya
praktikum sebesar 4,040 W,
daya teori sebesar 4,360 W dan error persennya adalah - 7,917 %. Ketika diberi beban //390x9 nilai tegangannya sebesar 12,88 V,
arusnya sebesar 0,2601 A, daya praktikum sebesar 3,350 W, daya teori sebesar 2,929 W dan error persennya adalah -12,560 %. Ketika diberi beban //390x12 nilai tegangannya sebesar 10,25 V,
arusnya sebesar 0,2803 A, daya praktikum sebesar 2,873 W, daya teori sebesar 2,553 W dan error persennya adalah -11,124 %. Ketika diberi beban //390x15 nilai tegangannya sebesar 8,3 V,
arusnya sebesar 0,2875 A, daya praktikum sebesar 2,386 W, daya teori sebesar 2,149 W dan error persennya adalah -9,940 %. Ketika diberi beban //390x18
nilai tegangannya sebesar 6,14 V, arusnya sebesar 0,2935 A, daya
praktikum sebesar 1,802 W,
daya teori sebesar 1,861 W dan error persennya adalah 3,251
%. Ketika diberi beban //390x21
nilai tegangannya sebesar 5,38 V, arusnya sebesar 0,2964 A, daya
praktikum sebesar 1,595 W,
daya teori sebesar 1,625 W dan error persennya adalah 1,922%.
Ketika short nilai tegangannya sebesar 0,775 V, arusnya sebesar 0,3258 A, daya
praktikum sebesar 0,252 W,
daya teori sebesar 0 dan error persennya adalah -100 %.
Dari kedua data di atas yang dilakukan pengukuran pada pagi dan sore hari
dapat dibandingkan. Pada pagi hari di ukur pada suhu 32oC
di dapatkan intensitas cahaya sebesar 588 x 100 lumen/m2 dan pada
sore hari yang diukur pada suhu 27oC mempunyai intensitas cahaya
sebesar 203 x 100 lumen/m2. Jadi semakin tinggi suhu, maka
intensitas cahaya juga semakin besar. Begitu juga sebaliknya semakin kecil
suhunya maka intensitas cahaya juga semakin kecil. Dari perbandingan kedua data
juga dapat dilihat bahwa pada saat open arusnya bernilai nol, jadi tidak ada
arus yang mengalir pada rangkaian karena rangkaiannya dibuka. Tetapi ketika
open tegangan masih ada, ketika suhu 32oC tegangan terminal beban
sebesar 18,71 V dan ketika suhu 27oC tegangan terminal beban sebesar
17,95 V. Ketika dilakukan pengukuran tegangan dan arus dengan variasi beban
didapatkan hasil sebagai berikut. Pada data pertama ketika diberi beban //390x3
V tegangannya sebesar 18,66, ketika diberi beban //390x6 V tegangannya sebesar
18,25 V. Pada data kedua ketika diberi beban //390x3 V tegangannya sebesar
17,11 V, ketika diberi beban //390x3 V tegangannya sebesar 15,6 V. Jadi semakin
banyak beban yang diberikan (secara paralel) maka tegangannya akan semakin
kecil / semakin menurun secara bertahap. Berbeda dengan besar arus yang diukur
ketika diberi variasi beban pada data pertama ketika diberi beban //390x3 V
arusnya sebesar 0,1434 A, ketika diberi beban //390x6 V arusnya sebesar 0,2694
A. Pada data kedua ketika diberi beban //390x3 V arusnya sebesar 0,2205 A,
ketika diberi beban //390x6 V arusnya sebesar 0,259 A. Jadi diberi beban
semakin banyak (secara paralel) maka nilai arus semakin kecil. Lalu ketika di
short pada data pertama nilai tegangannya sebesar 0,468 V dan arus yang
mengalir adalah 3,259 A.
Karakteristik arus dan tegangan dalam praktikum ini, ketika dalam keadaan
open arusnya bernilai nol karena rangkaiannya dibuka dan tidak ada arus yang
melewati rangkaian, namun tegangannya bernilai besar. Ketika di short tegangan
bernilai lebih kecil dari lainnya karena antara terminal positif dan terminal
negatif bertemu jadi tegangannya mendekati nol, tetapi nilai arus lebih besar
daripada ketika diberi beban. Nilai daya
yang dihasilkan dari praktikum bergantung pada nilai arus dan tegangan, jika
arus dan tegangan bernilai besar maka daya yang dihasilkan juga bernilai besar.
Nilai beban yang diberikan juga mempengaruhi nilai daya yang dihasilkan. Besar
daya berbanding lurus dengan arus, tegangan, dan hambatan. Suhu juga
berpengaruh terhadap voltase yang dihasilkan, semakin tinggi suhu maka voltase
semakin kecil, sedangkan kuat arus berbanding terbalik dengan voltase, semakin
tinggi suhu kuat arus yang dihasilkan semakin besar. Nilai daya juga dihitung
secara teori, ada beberapa data yang nilainya tidak sesuai dengan teoti, error
persennya lebih dari 30%, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi
dalam pengukuran. Ketelitian dalam pengukuran, kualitas alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran, cuaca yang berubah – ubah sehingga mengakibatkan
suhunya berubah, terlalu lama ketika melakukan pengukuran terhadap arus dan
tegangan.
1.8 Kesimpulan
1.
Besarnya kecilnya suhu
mempengaruhi intensitas cahaya.
2.
Semakin tinggi suhu
voltase yang dihasilkan semakin kecil
3.
Semakin tinggi suhu arus
yang dihasilkan semakin besar
4.
Ketika dalam keadaan
open tegangan terminal beban bernilai besar dan arus bernilai nol karena tidak
ada yang melewati.
5.
Besar tegangan terminal
beban ketika diberi variasi beban secara paralel yang semakin besar maka nilai
tegangannya akan semakin kecil.
6.
Besar arus terminal
beban ketika diberi variasi beban secara paralel yang semakin besar maka nilai
arusnya akan semakin besar pula.
7.
Ketika di short nilai
tegangan semakin kecil dibandingkan ketika diberi beban karena antara terminal positif
dan negatif bertemu, nilainya mendekati nol.
8.
Ketika di short nilai
arus yang mengalir lebih tinggi dibandingkan ketika diberi beban.
9.
Nila daya dipengaruhi
oleh arus, tegangan, dan hambatan
10.
Besar nilai daya
berbanding lurus dengan nilai arus, tegangan dan hambatan
11.
Perbedaan nilai secara
praktikum dan teori sebabkan karena berbagai faktor antara lain, ketelitian
dalam mengukur, kualitas alat, ketelitian dalam mengukur, dan intensitas
pengukuran.
aaa